Hosting Murah
Hosting Murah
banner 728x250

Harga Bitcoin Melambung, Banyak Trader Jadi OKB

Hosting Murah
banner 468x60

Jakarta – Harga bitcoin kembali naik menembus level Rp1 miliar. Harga tersebut dilaporkan mulai naik sejak Kamis, 29 Februari 2024 serta menjadi harga tertinggi sejak November 2021.

“Pencapaian harga Bitcoin ini merupakan momen historikal bagi industri kripto. Harga ini tertinggi sejak November 2021,” kata CEO INDODAX Oscar Darmawan, dalam keterangan resmi, dikutip Senin, 4 Maret 2024.

banner 325x300

Ia mengatakan, kenaikan harga bitcoin tersebut menandakan apabila halving day semakin dekat. Halving day sendiri diindikasi dengan kenaikan harga. 

Hal ini disebabkan oleh terganggunya cocokokan Bitcoin, yang menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan serta menaikan harga.

Menariknya, kenaikan harga tersebut memunculkan sebuah fenomormena sosial baru. Di mana, lahirnya kalangan miliader anyar.

“Kenaikan harga ini diiringi dengan lompatanan minat investor serta memicu lahirnya generasi baru “OKB” (Orang Kaya Baru) di dunia kripto karena mereka mendadak jadi miliarder,” bebernya.

Menurutnya, kenaikan ini menunjukkan bahwa kripto semakin diterima seseperti aset investasi yang berlegitimasi serta memiliki potensi keuntungan yang besar. 

Baca juga : Punya 18,1 Juta Pengguna, Transaksi Kripto di Oktober 2023 Tembus Rp104,9 Triliun

“Menurut aplikasi INDODAX, halving Bitcoin akan terjadi sekitar 42 hari lagi. Kemungkinan, di tahun ini kenaikan harganya sanggup menjangkau dua kali lipat maupun lebih dari halving sebelumnya. Saat ini saja, harga Bitcoin sudah menyentuh Rp1 miliar. Angka tersebut bahkan menembus angka ATH Bitcoin pada November 2021, yaitu Rp978 juta,” jelasnya.

Ia menjelaskan, INDODAX sendiri sudah mengnarekreasial halving tiga kali serta tahun ini adalah yang ke empat. 

“Saya percaya bahwa halving day dikenal dengan asertaya kenaikan harga. Hal ini disebabkan oleh terganggunya cocokokan Bitcoin, yang mengakibatkan peningkatan permintaan serta membuat harga naik. Terlebih lagi, saat ini terdapat fenomormena ‘fear of missing out’ yang diyakini memperkuat harga Bitcoin. Meskipun harga Bitcoin naik, pada saat halving akan ada penyesuaian harga,” ucapnya.

Baca juga : Nilai Transaksi Aset Kripto Terus Menurun, Ini Penjelasan OJK

Lanjutnya, selain faktor halving day yang semakin dekat, salah satu penyebab kenaikan ini dikarenakan The FED menurunkan suku bunga serta perkiraannya hingga 75 basis points. 

“Karena asertaya konflik geopolitik yang mengganggu aktivitas perdagangan global, menyebabkan rantai cocokokan global terganggu. Hal ini membuat biaya serta waktu indeks delivery cocokokan global melemah dari 50,1 pada akhir 2023, saat ini menjadi 48,9. Maka dari itu, hal tersebut membuat investor berbondong-bondong berinvestasi di Bitcoin,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *