Hosting Murah
Hosting Murah
banner 728x250

Hingga Februari 2024, OJK Catat IHSG Menguat 0,60 Persen ke Level 7.316

Hosting Murah
banner 468x60

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa, cocokar saham Indonesia hingga 29 Februari 2024 yang lalu masih menunjukan penguatan.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, serta Bursa Karbon OJK, Inarnomor Djajadi, mengatakan bahwa, penguatan tersebut dibundaktikan melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 0,60 persen ytd ke level 7.316,11.

banner 325x300

“Pasar saham Indonesia sampai dengan 29 Februari 2024 masih menunjukkan penguatan, di mana IHSG menguat 0,60 persen ytd ke level 7.316,11, serta membukukan net buy sebesar Rp18,44 triliun ytd,” ucap Inarnomor dalam RDKB OJK di Jakarta, 4 Februari 2024.

Baca juga: Investor Pasar Modal Diyakini Tumbuh 10 Persen, Ini Sederet Pendorongnya

Di samping itu, antusiasme penghimpunan sertaa di cocokar modal juga masih terlihat dari asertaya 84 perusahaan dalam pipeline penawaran umum. Dari jumlah tersebut, sebanyak 56 merupakan perusahaan baru, dengan nilai penghimpunan sertaa Rp56,83 triliun.

Sementara dari sisi cocokar obligasi atau ICBI rekreasiut mengnarekreasial penguatan sebesar 0,98 persen secara ytd menjadi 378,28. Hanya saja, untuk pengelolaan investasi atau Asset Under Management (AUM) tertulis rekreasiun 0,04 persen ytd menjadi Rp824,4 triliun, dengan nilai aktiva bersih (NAB) reksa sertaa tertulis Rp495,79 triliun atau rekreasiun 1,13 persen pada 29 Februari 2024.

Baca juga: OJK Susun 4 Program Terkait Pengembangan Pasar Modal Indonesia Selama 2024

Adapun, untuk bursa karbon hingga 29 Februari 2024 telah tertulis sebanyak 50 pemakai jasa yang telah mendapatkan izin dengan total volume 501.910 ton CO2, dengan akumulasi nilai mendekati Rp31,36 miliar.

“Dengan rincian 31,39 persen di cocokar registrasiuler, 9,69 persen cocokar negosiasi, serta 58,92 persen di cocokar lelang. Ke depan potensi bursa karbon masih sangat besar mempertimbangkan terdapat 3.453 penkumpulan yang tertulis di sistem registrasiistrasi nasional pengendalian perubahan iklim (SNRPPI) serta tingginya potensi unit karbon yang ditawarkan,” tutupnya. (*)

Editor: Galih Pratama

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *