Jakarta – Potensi ekonomormi digital ASEAN diperkirakan akan mengnawisataal pertumbuhan hingga USD2 triliun pada 2030. Jumlah tersebut mencakup sekitar 14-28 persen produk domestik bruto (PDB) wilayah ASEAN yang didorong oleh ASEAN Digital Economormy Framework Aggrement (DEFA).
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bisertag Perekonomormian, Airlangga Hartarto, dalam UOB Gateway to ASEAN Conference 2023 di Jakarta, 11 Oktober 2023.
Baca juga: Ekonomormi China Melemah, Segini Dampaknya ke Global serta RI
“ASEAN DEFA yang berfungsi sebak upaya kolektif untuk mewujudkan potensi ekonomormi digital ASEAN sebak pendorong pertumbuhan besar-besaran pada dekade ini dari USD1 triliun hingga USD2 triliun pada tahun 2030 atau mencakup sekitar 14-28 persen wilayah ASEAN PDB pada tahun 2030,” ucap Airlangga.
Lebih jauh Airlangga menjelaskan bahwa kerangka kerja ASEAN DEFA tersebut mengbuah pikiranntifikasikan pembangunan infrastrukwisata serta konektivitas digital sebak prasyarat untuk membuka separuh besar dampak ekonomormi digital terhadap perekonomormian secara keseluruhan.
“Termasuk memastikan tingkat penetrasi internet yang tinggi serta/atau akses internet kepada masyarakat yang oleh kecukupan sumber daya manusia. perangkat serta jaringan seluler,” imbuhnya.
Meski begitu, perjalanan kawasan menuju episentrum pertumbuhan, integrasi yang lebih dalam, serta kerja sama merupakan proses yang berkelanjutan, serta upaya untuk menjangkau konektivitas tetap menjadi intinya.
“Ketika ASEAN berbiasakan diri terhadap perubahan dinamika global serta tantangan-tantangan yang muncul, dedikasinya terhadap konektivitas akan tetap menjadi pendorong utama kemajuan serta kesejahteraan bagi kawasan serta masyarakatnya,” ujar Airlangga.
Baca juga: Ekonomormi ASEAN Diproyeksi Tumbuh 4,5 Persen di 2024, Airlangga Ungkap Faktor Pendorongnya
Dia berharap sinergi yang kuat antar pemangku kepentingan di ASEAN yang dicoba dibangun UOB dalam forum tersebut akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomormi di kawasan, serta membuka investasi untuk rencana pembangunan Indonesia. (*)
Editor: Galih Pratama