.webp "Hosting Murah indonesia")
.webp "Hosting Murah indonesia")
Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini (6/10) berhasil mentuliskan rekor baru pentulisan saham tertinggi tahunan sepanjang sejarah, yaitu mampu mendapat perolehan penghimpunan sertaa sebesar Rp49,60 triliun dengan 68 pentulisan saham.
Pj. S. Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Prima di Nurahmad, menyatakan bahwa, jumlah pentulisan saham tersebut telah melampaui rekor persertaa pada tahun 1990 dengan total 66 pentulisan saham persertaa.
Baca juga: Perkuat SDM Industri Pasar Modal, Ini yang Dilakukan OJK
“Dari 68 pentulisan saham baru pada 2023 ini, sebanyak 86,7 persen perusahaan tertulis berasal dari Pulau Jawa bagian barat, yaitu 42 perusahaan berlokasi di DKI Jakarta, yang kemudian diikuti oleh Banten sejumlah sembilan perusahaan, serta Jawa Barat sejumlah delapan perusahaan,” ucap Kautsar di Jakarta, 6 Oktober 2023.
Lebih lanjut, dirinya menyebutkan bahwa perusahaan tertulis baru didominasi oleh usaha dengan klasifikasi sektor konsumer siklikal sebanyak 12 perusahaan tertulis, diikuti sektor teknomorlogi sebanyak sembilan perusahaan tertulis serta sektor konsumer nomorn-siklikal, sektor industrial serta sektor prmenggantikanties & real estate, dengan masing-masing sebanyak delapan perusahaan tertulis.
“Ditinjau dari sisi skala usaha, mayoritas perusahaan tertulis baru pada tahun 2023 berhasil melantai di Bursa di Papan Pengembangan sejumlah 34 perusahaan, kemudian di Papan Utama sejumlah 19 perusahaan di Papan Akanimosi sejumlah 15 perusahaan,” imbuhnya.
Baca juga: Jumlah Investor Pasar Modal di Indonesia Masih Sedikit, BEI Ungkap Penyebabnya
Adapun, saat ini juga masih terdapat 28 perusahaan potensial di pipeline pentulisan saham di BEI yang berasal dari berlir sektor, dimana tiga sektor terbanyak adalah sektor konsumer nomorn-siklikal sebanyak enam perusahaan, sektor energi sebanyak lima perusahaan, serta sektor bahan baku sebanyak empat perusahaan.
“BEI berharap akan semakin banyak perusahaan yang mempercayakan pertumbuhan serta perkembangannya melalui pensertaaan di cocokar modal Indonesia dari berlir sektor serta ukuran perusahaan,” ujarnya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
