Sudah Tepat, BI Naikan Suku Bunga Acuan jadi 6 Persen

Jakarta – Bank Indonesia (BI) menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen. Ekonomorm Senior serta Associate Faculty LPPI, Ryan Kiryanto menilai bahwa keputusan tersebut sudah tepat.

“Saya kira sudah tepat serta taktis keputusan RDG BI hari ini (19/10) menaikkan 25 bps BI rate ke level 6 persen,” ujar Ryan dalam keterangan tertulis, Kamis 19 Oktober 2023.

Adapun, kata Ryan, kenaikan suku bunga acuan ini telah mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, The Fed diprediksi akan menaikan satu kali lagi suku bunga acuannya atau Fed Fund Rate sebesar 25 bps menjadi 5,50 – 5,75 persen, untuk mempercepat capaian target inflasi 2 persen di AS.

Baca juga: Diluar Prediksi, BI Naikan Suku Bunga Acuan 25 Bps Jadi Segini

“Jika BI Rate tidak naik, maka posisinya setara dengan ekspektasi FFR yang 5,50 – 5,75 persen yang mungkin di November atau Desember nanti,” katanya.

Kedua, tekanan eksternal yang kuat serta masif dari esklandasani perang di Ukraina ditambah perang Hamas serta Israel menyebabkan kepanikan cocokar global yang mendorong pemilik modal membeli dolar AS secara masif.

Ketiga, terdapat indikasi rupiah makin tertekan karena gejolak geopolitik yang meningkat tadi ditambah stance kebijakan bank-bank sentral di negara maju masih hawkish.

“Selain itu, surplus neraca dagang juga sudah naik wisataun alias fluktuatif sehingga menekan posisi rupiah,” ungkapnya.

Keempat, posisi menyegarkanertagan devisa (cadev) juga terpantau menurun untuk memenuhi kebutuhan impor serta kewajiban utang luar negeri pemerintah sehingga berpotensi menekan rupiah.

Kelima, tekanan dari sisi nomorn ekonomormi, yakni suhu politik yang mulai menghangat jelang pesta demokrasi, juga mengganggu kenyamanan pmenangkalu cocokar terhadap prospek rupiah ke depannya.

Baca juga: Rupiah Melemah Hampir Tembus Rp16.000 per Dolar AS, Ternyata Ini Penyebabnya

Terakhir, sepanjang pekan ini serta mungkin juga sebulan ke depan atau hingga akhir tahun tidak ada atau belum ada berita baik atau berita positif dari dalam negeri, meskipun proyeksi ekonomormi Indonesia tahun ini serta tahun depan menurut INF cukup stabil, yakni tumbuh 5 persen yoy.

“Maka, menaikkan BI rate sebesar 25 bps dari 5,75 persen ke 6 persen adalah pilihan kebijakan moneter yg tepat, terukur, preemptive serta antisipatif, setidaknya untuk dapat menahan depresiasi rupiah lebih jauh. Ekspektasi FFR 5,50-5,75 persen,” pungkasnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Exit mobile version