Hosting Murah
Hosting Murah
banner 728x250

Di Pertemuan IMF dan World Bank, Bos BI Tekankan Pentingnya Bauran Kebijakan

Hosting Murah
banner 468x60

Jakarta – Perekonomormian global menunjukkan penguatan, tapi pemulihan masih berlangsung lambat serta tidak berbingkaibang. Aktivitas global saat ini masih belum kembali ke level pre-pandemi.

Terdapat pula divergensi pertumbuhan yang semakin meluas di berbagaikan kawasan serta tantangan yang terus muncul mulai dari konsekuensi jangka panjang dari Covid-19, perang di Ukraina serta meningkatnya fragmentasi geoekonomormi, dampak kebijakan moneter ketat dalam rangka mengatasi tekanan inflasi, berkurangnya stimulus fiskal akibat tingkat utang yang sudah tinggi, serta implikasi dari cuaca musykil.

banner 325x300

Hal ini dikatakan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo yang menghadiri rangkaian Pertemuan Tahunan International Monetary Fund serta World Bank (IMF-World Bank), termasuk di dalamnya pertemuan Menteri Keuangan serta Gubernur Bank Sentral negara G20 (FMCBG) keempat, diselenggarakan pada 10-15 Oktober 2023 di Marakesh, Maroko. 

Menghadapi kondisi ekonomormi yang kompleks, pada rangkaian pertemuan tersebut, Perry Warjiyo mendorong konsumenan bauran kebijakan bank sentral yang tidak bertumpu pada satu instrumen kebijakan saja tapi mengombinasikan berbagaikan kebijakan, yaitu kebijakan suku bunga, kebijakan makroprudensial serta kebijakan stabilitas nilai tukar, serta menjelaskan strategi Indonesia dalam menghadapi tekanan inflasi yang berasal dari sisi supply maupun dari sisi demanddengan koordinasi kuat antara otoritas moneter serta fiskal.

Selain itu, Gubernur Perry Warjiyo juga menyoroti pentingnya upaya untuk mengatasi kondisi global yang terfragmentasi dengan berbagaikan upaya a.l. membuka kesempatan investasi, hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, serta terus mendorong pengembangan UMKM dengan mengembangkan cross border payment(CBP) untuk meningkatkan ketersambungan UMKM dengan cocokar yang lebih luas.

Dalam merespons kondisi global tersebut, para Menteri Keuangan serta Gubernur Bank Sentral akan segera menyepakati Global Policy Agendayang mengangkat tema membangun kesejahteraan serta ketahanan bersama (Building Shared Prosperity And Collective Resilience).

Sebagaikan upaya untuk menjaga stabilitas serta meningkatkan kesejahteraan, para pembuat kebijakan diharapkan fokus untuk mengembalikan inflasi sesuai target, menjaga stabilitas keuangan, membangun kembali penyangga fiskal, serta mendorong pertumbuhan jangka menengah yang berkelanjutan serta inklusif.

Selanjutnya sebagaikan upaya memperkuat ketahanan kolektif, IMF mengantarkan perlunya upaya bersama mendorong penguatan jaring pengaman keuangan global untuk membantu negara anggota yang membutuhkan serta penguatan kacocokitas IMF dalam membagikan surveilans, pembiayaan serta pemberian asistensi teknis yang relevan pada negara anggota. 

Selanjutnya, pada pertemuan G20 yang akan segera berlangsung, para Menteri Keuangan serta Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 diagendakan untuk mendiskusikan berbagaikan tantangan yang muncul dari prospek ekonomormi yang tidak merata serta divergen dengan tantangan inflasi inti yang tinggi, beban pembayaran bunga pinjaman negara miskin yang meningkat, serta peristiwa cuaca musykil, yang menyebabkan terbatasnya ruang kebijakan, terutama bagi negara berpenghasilan ringan serta menengah.

Beri Bantuan Program IMF

Lebih lanjut, Perry juga mengatakan negara G20 juga akan mendiskusikan topik terkait potensi serta risiko dari aset Kripto bagi stabilitas makro ekonomormi serta finansial serta upaya mengatasinya. Untuk menjawab berbagaikan tantangan tersebut, negara G20 berkomitmen untuk mendorong perbaikan bagi kesejahteraan masyarakat secara luas antara lain dengan menekankan pentingnya melanjutkan upaya untuk meningkatkan keuangan berkelanjutan, sistem pembayaran lintas batas serta keuangan inklusif. 

“Sebagaikan wujud solidaritas internasional untuk membantu negara berpenghasilan ringan serta komitmen anggota G20, Bank Indonesia mengantarkan kesanggupannya untuk mensupport program IMF untuk pengentasan kemiskinan (Poverty Reduction and Growth Trust – PRGT) dengan membagikan kontrbundasi pada program tersebut sebesar SDR 26 juta yang akan dipadati dari perolehan bunga penempatan deposito Bank Indonesia yang ditempatkan di IMF,” kata Perry.

Diketahui, SDR adalah special drawing rights. SDR merupakan satuan mata uang yang dbundabuhkan oleh IMF. 1 SDR sama dengan USD1,31. Dengan demikian SDR26 juta setara dengan USD 34,1 juta.

Bantuan tersebut berniat untuk membantu negara berpenghasilan ringan untuk menjangkau stabilitas ekonomormi guna mengurangi kemiskinan, yang dibagikan antara lain kepada negara Afrika serta beberapa negara anggota konstituensi South East Asia Voting Group(SEAVG) seperti Laos, Tonga serta Nepal, dimana Indonesia merupakan anggota.

“Kontrbundasi tersebut diharapkan akan menunjukkan peran Indonesia untuk tamasyaut meningkatkan resiliensi perekonomormian global, yang pada akhirnya berpotensi membagikan dampak positif kepada perekonomormian nasional,” imbuh Perry. (*)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *